Revolusi Mental dan Peran Pemberdayaan

image revolusi mental
Di Indonesia, revolusi mental pernah dicetuskan oleh Ir. Soekarno. Revolusi mental saat itu agar supaya Negara Indonesia menjadi Negara yang berdaulat dalam aspek politik, mandiri dalam hal ekonomi, dan berkarakter dalam hal sosial budaya. Tidak hanya Ir. Soekarno, presiden Joko Widodo pun menyerukan revolusi mental. Dimaksudkan untuk mewujudkan negara Indonesia yang berdaulat dan berkarakter.

Arti revolusi adalah sebuah perubahan dalam waktu yang singkat. Menurut Aristoteles, revolusi dibagi menjadi 2 macam. Pertama, perubahan total dari suatu sistem ke sistem yang berbeda. Dan yang kedua, modifikasi sistem yang sudah ada.

Sedangkan mental adalah kata lain dari pikiran. Mentalitas adalah sebuah cara berpikir atau konsep pemikiran manusia untuk dapat belajar dan merespon suatu hal. Cara seseorang berpikir ini dipengaruhi oleh pengalaman, hasil belajar, dan atau lingkungan juga dapat mempengaruhi pola pikir tersebut. Dari makna-makna kata di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengertian revolusi mental adalah perubahan cara berpikir dalam waktu singkat untuk merespon, bertindak dan bekerja.


Tujuan
Kita memahami dan berpikir secara menyeluruh untuk dapat mengubah cara pandang dan cara berpikir supaya menjadi dewasa. Waktu tidak akan pernah menunggu kita untuk berubah. Oleh karena itu, kita lah yang harus mengupayakan perubahan.

Revolusi mental dalam Pemberdayaan.
Berdasarkan pengertian revolusi mental di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa revolusi mental diharapkan dapat membawa perubahan ke arah kondisi yang lebih baik dalam cara berpikir, bersikap dan bekerja. Sedangkan dalam prosesnya, perubahan hendaknya tidak lepas dari nilai-nilai / kearifan lokal.

Pada dasarnya, syarat untuk melakukan perubahan adalah kemauan dan kemampuan. Kemauan dapat tumbuh karena adanya motivasi diri, baik motivasi itu tumbuh secara independen (cita-cita) maupun motivasi yang muncul karena pengaruh kondisi tertentu. Di sini lah muncul alasan untuk melakukan perubahan. Alasan-alasan ini harus muncul dari dalam diri atau kelompok (catatan: diri dan kelompok adalah merupakan satu subjek). Tingkat kesuksesan perubahan yang ingin dilakukan berbanding lurus dengan pentingnya alasan mengapa perubahan harus dilakukan.

Kemauan atau motivasi saja belum cukup untuk berubah. Diperlukan juga kemampuan untuk berubah, skill untuk melakukan perubahan. Kemampuan dapat diperoleh dengan mempelajari cara untuk bisa mencapai perubahan yang di inginkan.

Faktor lain yang diperlukan untuk melakukan perubahan adalah motivasi sosial dan kemampuan sosial. Di Indonesia memiliki kelebihan yaitu faktor motivasi sosial adalah faktor yang sangat kuat. Lingkungan sangat berperan membentuk karakter dan kebiasaan. Sedangkan faktor kemampuan sosial adalah lingkungan yang mendukung kemampuan diri dalam proses perubahan. Perjalanan perubahan akan lebih sukses bila dalam lingkungan saling berbagi informasi, pengalaman, energi positif, dukungan yang saling menguatkan, dan bukti-bukti sukses dari orang atau kelompok lain yang telah melakukan perubahan.

Bagi fasilitator / pelaku pemberdayaan, yang bersinggungan langsung dengan kelompok masyarakat, untuk menumbuhkan baik kemampuan diri maupun kemampuan sosial, salah satu yag dapat dilakukan yaitu memupuk kebiasaan berpikir paralel dalam forum yang bersifat pembahasan maupun yang bersifat sharing / berbagi.

Faktor lain yang mempunyai peran penting adalah faktor struktural. Termasuk dalam faktor struktural adalah fasilitator pendamping, dinas / departemen terkait, dan pemerintah. Faktor inilah sebenarnya yang paling mendasar. Apabila sistem (termasuk namun tidak terbatas pada birokrasi, kebijakan dan peraturan / regulasi) memudahkan untuk melakukan perubahan yang diinginkan, maka perubahan akan  lebih mudah diwujudkan. Dukungan dari faktor struktural ini dapat berbentuk fasilitas kemudahan akses informasi, akses pelatihan dan training, dan akses lain yang diperlukan dalam proses perubahan yang diinginkan.

Untuk melengkapi pemahaman tentang penerapan revolusi mental dalam pemberdayaan masyarakat,  saya sarankan untuk menggali dari sumber yang berkompeten langsung yaitu pakar, kementerian yang membidangi di lingkungan Pemerintah Negara Republik Indonesia, maupun referensi-referensi lainnya yang ter-percaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agar Hubungan Awet dan Mesra

Panduan Penyusunan Kalender Musim Dalam Rangka Penyusunan RPJMDes

Kesiapan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes)